Oleh : Jumiarsih, S.T
Teknologi ecoprint sebagai salah satu alternatif pemanfaatan bahan alam sebagai pemberian motif serta pewarnaan alami pada kain. Menurut Didik Warsito, Ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak. Ecoprint adalah teknik mencetak dan mengolah bahan alami, menggunakan bagian dari tanaman sebagai motif dan pewarna. Bahan alami yang umum digunakan dalam ecoprint berasal dari tanaman yang meliputi beragam jenis daun, bunga, kayu, atau bagian tanaman lainnya yang memiliki corak dan warna yang khas.
Pada mata pelajaran IPAS, di jurusan TJKT peserta didik diharapkan mampu membuat ecoprint. Dalam hal ini ecoprint di atas mug. Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
- Mug polos
- Panci kukus
- Kompor
- Plastic
- Gunting
- Daun jati
- Lakban/tali
- Air
- Cuka makan
- Kain
Adapun langkah kerjanya adalah :
- Siapkan cangkir mug polos.
- Masukkan 200 cc air dalam mangkuk.
- Masukkan 1 sendok cuka makan ke dalam wadah yang berisi air.
- Rendam kain selama 5 menit.
- Peras kain sampai kering.
- Susun daun jati mengelilingi mug.
- Bungkus dengan kain yang sudah direndam larutan cuka.
- Ikat kuat dengan tali atau lakban (jangan sampai daun jati lepas atau cecer, usahakan tidak rusak/sobek)
- Tutup dengan plastik kemudian lakban kembali.
- Kukus mug selama 60-90 menit.
- Diamkan mug sampai dingin.
- Buka plastik dan kain secara perlahan, kemudian lepaskan daun jati yang menempel pada mug.
- Warna daun jati menempel sempurna berwarna merah.
- Diamkan mug selama 1-2 hari agar warna terlihat bagus.
Dari hasil praktek peserta didik ini dapat disimpulkan bahwa daun jati memiliki warna alami yang dapat menempel di permukaan mug. Sehingga menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai jual. Kedepan diharapkan peserta didik dapat memanfaatkan lingkungan alam untuk menciptakan produk ecoprint di media yang lain.
