COVID-19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Virus yang disinyalir mulai mewabah pada 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubai Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia dengan sangat cepat.
Dalam rangka mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti isolasi, social and physical distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, bekerja, beribadah, dan belajar di rumah. Kondisi demikian tentunya berimbas pada lembaga pendidikan. Seluruh aktivitas manusia dibatasi, termasuk kegiatan pembelajaran, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang perkuliahan. Lembaga pendidikan harus memutar otak untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran agar program-program pembelajaran yang sudah dirancang tidak berhenti di tengah-tengah pandemi ini. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan pembelajaran dari rumah secara online atau daring. Kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh sendiri bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan melalui pemanfaatan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling terhubung antara siswa dan guru. Melalui pemanfaatan teknologi tersebut pembelajaran bisa tetap dilaksanakan dengan baik. Dengan adanya teknologi informasi ini diharapkan pembelajaran bisa berjalan dengan baik mengingat masyarakat Indonesia saat ini mayoritas sudah menggunakan internet.
Platform yang digunakan untuk PJJ di SMKN 1 Tengaran
Beberapa teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran jarak jauh di antaranya dengan memanfaatkan media sosial. Beberapa platform yang mendukung terlaksananya PJJ di SMKN 1 Tengaran yaitu:
- Google Classroom
Ragam platform yang dapat digunakan untuk mendukung model pembelajaran blended leaning di sekolah saya, di SMK yaitu google classroom dikarenakan google classroom merupakan salah satu platform pembelajaran daring rekomendasi Kemendikbud saat belajar dari rumah atau PJJ. Google Classroom sangat cocok untuk siswa-siswa karena juga hadir dalam versi aplikasi seluler.
Untuk menggunakannya, pengajar dan murid wajib memiliki akun Google agar saling terhubung. Di SMK saya, akun googlenya sudah didaftarkan oleh pihak kurikulum dan semua pemakainya menggunakan akun ….smkn1tengaran.sch.id. Semua data yang keluar maupun masuk otomatis tersimpan di drivenya kurikulum sehingga tidak memenuhi drive pribadi penggunanya. Jadi pengguna merasa aman, tidak perlu khawatir jika memorinya hpnya penuh.
Di masa awal pemberlakuan Google Classroom oleh sebagian siswa dirasa sulit atau rumit dioperasikan. Hal itu merupakan tantangan tersendiri bagi murid, namun seiring dengan berjalannya waktu, kesulitan-kesulitan tersebut bisa teratasi dan terselesaikan dengan sendirinya dikarenakan mau tidak mau mereka harus belajar mengoperasikan Google Classroom tersebut entah dengan cara bertanya kepada teman yang sudah bisa atau dengan cara melihat tutorial-tutorial yang ada di internet. Sungguh merupakan perjuangan melakukan PJJ yang patut diacungi jempol untuk taraf anak SMKN 1 Tengaran.
Untuk siswa yang kurang memiliki inisiatif mencari video tutorial dari internet, guru juga tidak kalah semangat dari siswanya. Guru jiwa dan nalurinya sebagai sosok pengajar dan pembimbing harus dengan sabar dan telaten memberikan panduan serta arahan kepada siswa agar bisa mengoperasikan Google Classroom seperti teman-temannya agar nantinya semua siswa bisa mengikuti PJJ lewat Google Classroom. . Arahan diberikan oleh guru kepada siswanya lewat media WhatsApp dikarenakan WhaatsApp lebih mudah dan sudah familiar bagi semua kalangan masyarakat.
PlatformGoogle Classroom dapat disiapkan dengan mudah. Guru dapat membuat kelas, memberikan tugas, berkomunikasi, dan melakukan pengelolaan, mengirim pengumuman, dan memulai diskusi kelas secara langsung semuanya di satu tempat. Google Classroom memungkinkan alur komunikasi antara pengajar dengan murid atau antarmurid lebih efektif karena medianya gadget pribadi siswa. Guru juga dapat melihat dengan cepat siapa saja yang sudah dan belum menyelesaikan tugas, serta langsung memberikan nilai dan masukan real-time. Di halaman Tugas Kelas, guru dapat berbagi informasi,tugas, pertanyaan, dan materi, dapat juga menghemat waktu dan kertas. Di sisi lain, siswa dapat melihat tugas di halaman Tugas, di aliran kelas, atau di kalender kelas. Ketika ada tugas, di mana pun dan kapan pun siswa siap mengumpulkan tugas, tidak perlu datang ke sekolah, bahkan mencari guru yang bersangkutan dikarenakan sebisa mungkin kita mengurangi interaksi dengan orang lain.
Dengan menggunakan sistem online, berarti kita mengurangi penggunaan kertas dalam kegiatan belajar mengajar. Pastinya ini merupakan hal yang ramah lingkungan. Jadi, dalam pembelajaran dan meninggalkan kertas, artinya kita sudah memberi sumbangsih terhadap pelestarian lingkungan.
Salah satu fitur yang keren dan tidak kalah dengan fitur di platform lain yaitu bahwa di Google Clasroom juga terdapat ruang rapat secara virtual yang dapat diakses oleh semua anggota kelas. Ruang ini dinamakan Google Meet. Lewat Google Meet guru mapel dan semua siswa dalam satu kelas dapat bertatap muka secara virtual, dapat menyampaikan materi secara online, melihat keberadaan siswa, serta dapat mengontrol ketertiban peserta didik khusunya dalam hal potongan rambut karena potongan rambut siswa SMKN 1 Tengaran harus A1. Berikut ini contoh pelaksanaan PJJ lewat google Meet bersama siswa-siswa saat pelajaran Bahasa Indonesia.
- Google Formulir
Google form adalah salah satu alat yang mudah digunakan bahkan bagi para pemula sekalipun karena tidak menggunakan koding untuk pembuatannya. Google form juga dapat dikolaborasikan dengan situs atau media lain contohnya: google docs, google drive, youtube. Google form sangat mudah digunakan bahkan bagi pemula sekalipun. Tidak membutuhkan koding maupun keahlian khusus. Google form sebenarnya adalah formulir online, namun untuk menunjang keefektifan penilaian pembelajaran maka platform ini digunakan oleh guru-guru SMKN 1 Tengaran untuk melakukan penilaian khususnya penilain berbentuk pilihan ganda, isian singkat, maupun benar salah.
Paltform lainnnya yang cocok digunakan di SMKN 1 Tengaran yaitu WhatsApp. Platform ini cocok digunakan dikarenakan WhatsApp dapat mengirim pesan teks, pesan suara dan video, berbagai macam gambar/foto, video, dokumen materi pembelajaran dan lainnya. WhatsApp sebagai salah satu media sosial yang paling berpengaruh dan banyak digunakan oleh siswa-siswa saya. Para siswa pada era digital ini sudah menggunakan aplikasi ini dalam aktivitas keseharian mereka baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sehingga para siswa tidak banyak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh yang diberikan oleh guru.
Di SMKN 1 Tengaran, WhatsApp digunakan sebagai media pembelajaran alternatif setelah google classroom untuk siswa-siswa yang terkendala mengikuti PJJ melalui Google Classroom misal ternyata hapenya kurang suport dengan Google Classroom. Selain sebagai alternatif kedua, WhatsApp sering digunakan oleh guru mapel untuk memberikan penjelasan, peringatan waktu pengumpulan tugas, maupun pengumuman lainnya melalui WhatsApp grup kelas yang dibuat oleh wali kelasnya. Hal ini dikarenakan platform WhatsApp lebih mudah dan cepat diakses dibandingkan google classroom. Pemanfaatan teknologi informasi sangat membantu dalam proses pembelajaran jarak jauh ditengah pandemi virus corona sehingga semua proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Kemajuan teknologi informasi yang sudah sangat maju saat ini bisa menghubungkan siswa dengan guru di SMKN 1 Tengaran melalui platform whatsapp group, google class room, google meet, maupun google formulir.
Namun di balik itu juga terdapat kekurangan pembalajaran daring di antaranya adalah sulit untuk mengontrol mana siswa yang serius mengikuti pelajaran dan mana yang tidak, pembelajaran lebih banyak bersifat teoretis dan minim praktik karena tidak dimungkinkan adanya interaksi langsung dengan siswa. Bagi mereka yang tinggal di lokasi yang infrastruktur komunikasinya masih kurang baik tentu akan kesulitan untuk mengakses internet. Tidak semua siswa memiliki dan mampu mengakses peralatan yang dibutuhkan (entah itu komputer, laptop, atau gawai lainnya) untuk pembelajaran online, dan terlalu banyak distraksi yang bisa mengganggu konsentrasi siswa saat belajar.
Ditulis oleh: Heni Hidayati, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia)