RUANG ANTARA

Bola mataku terpendar melukis langit. Mencari sosok dirimu di sana, mungkin di dalam kapsul pesawat terbang yang tengah melintas membelah lautan awan. Satu kali, dua kali, dua puluh dua kali. Sejauh ini, pesawat terbang yang melintas hanyalah pesawat biasa yang belum luar biasa karena belum mengangkut dirimu, Biru.

Di sini, harapku menderas hujan. Saat ini, hanya rinai hujan yang dapat memelukku dengan erat. Menyirami segala harapan yang ada, mengamini doa yang terjaga, untuk dirimu, Biru. Lalu, benar saja. Langit mulai bergerimis.  Semoga semakin menderas, sederas janji manismu kala itu yang ternyata semu.

“LDR!? Tapi, kita akan baik-baik saja kan, Biru?” tanyaku satu tahun lalu.

“Kama, jarak dan waktu tidak akan ada artinya jika kita saling percaya, Kama percaya kan sama Biru?”, lirih katamu dibawah senja yang sayu.

Tepat kakiku berpijak ditempat kamu yakinkan diriku akan kepercayaan. Namun, latar tempat yang sama berbeda dengan isinya. Sekarang hanya bayangmu dan rintik hujan yang ada disampingku. Di senja yang sayu, aku tersandera rindu dan kamu.

Antara harapan dan kenyataan, diruang “Antara” kita tengah merangkum cerita. Entah kapan akan merampungkannya. Sadarkah, Biru? Diruang “Antara” masih terbentang penantian akan dirimu, ingin dirimu, rindu dirimu, hanya dirimu, Biru penjaga Kama.

Ditulis oleh Suci Cahayani X TJKT 1

About the Author

One thought on “RUANG ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You may also like these