(Xsata, September 2025) Kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati, air matanya berlinang mas intan yang kukenang, hutan gunung sawah lautan simpanan kekayaan kini ibu sedang lara merintih dan berdoa….sepenggal lirik lagu berjudul Ibu Pertiwi terlantun dengan sangat syahdu pada saat dilaksanakannya apel pagi bertajuk “AKSI DAMAI XSATA UNTUK NEGERI”. Di pagi hari yang sejuk, matahari bersinar dengan sangat cerah, lapangan SMK Negeri Tengaran menjadi saksi komitmen bersama anak anak negeri untuk menjadi generasi penerus yang baik untuk Indonesia tercinta. Seluruh siswa dari kelas X, XI dan XII berkumpul untuk berkomitmen demi Indonesia semakin baik.
Apel diawali dengan pembacaan asmaul husna yang dipandu oleh sie kerohanian Islam. Selanjutnya adalah paparan dari bapak Arif Yuliyanto, S.Pd, selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, mengenai tujuan dilaksanakannya apel pagi ini. Maksud dan tujuan dilaksanakannya apel pagi pada hari Senin, 1 September 2025, tidak lain adalah untuk memberikan penguatan pada seluruh siswa Xsata akan apa yang terjadi minggu lalu di Indonesia tercinta. Telah ramai diberitakan di media sosial, bahwa pada akhir Agustus telah terjadi demo yang berujung pada kericuhan. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam, terlebih dengan adanya korban jiwa dalam aksi demo tersebut. Fakta berbicara bahwa korban meninggal bukanlah bagian dari pendemo, akan tetapi seorang pengendara ojek online yang tengah mengantar pesanan.
Duka mendalam tentu saja tidak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan, akan tetapi segenap masyarakat ikut merasakan pilu. Demonstrasi merupakan praktik demokrasi yang dilindungi oleh undang-undang yaitu UU Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Hal ini merupakan bukti bahwa menyampaikan pendapat di muka umum merupakan hak legal warga negara yang diakui sebagai bagian dari hak asasi manusia. Namun yang terjadi kemudian bahwa penyampaian aspirasi tersebut ditunggangi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Mereka memanfaatkan situasi yang sedang tidak baik-baik saja, dengan melakukan hal-hal yang semakin memperburuk keadaan. Diantaranya adalah melakukan perusakan bahkan penjarahan. Keprihatinan akan kondisi inilah yang menjadi landasan diadakannnya apel damai Xsata.
Dalam apel damai ini turut hadir ibu Kristin, staf dari bidang SMK cabang dinas wilayah 1, serta aparat dari Polsek Tengaran. Adalah suatu kehormatan bagi Xsata bahwa bapak Kapolsek yaitu AKP M. Budiyanto, S.H, M.H hadir secara langsung dalam apel damai Xsata. Turut mendampingi bapak Kapolsek adalah Aiptu Budi Prasetyo, S.H, M.H serta Brigadir Arinda Nur Sekarini, S.H. Dalam sambutannya, bapak Kapolsek berpesan kepada seluruh siswa untuk tidak terlibat dalam aksi demo yang sedang marak terjadi. Tugas utama siswa adalah belajar, belajar dan belajar, tidak mudah terpancing aksi demo yang berpeluang untuk terjadinya aksi anarkis. Syukur kepada yang maha kuasa bahwa tidak satupun siswa SMK Negeri Tengaran yang terlibat dalam aksi demo.
Brigadir Arinda turut menyampaikan pesan damai kepada seluruh siswa bahwa apabila pernah terlibat dalam aksi anarkis, maka semua akan tercatat dalam database kepolisian. Hal ini akan sangat berpengaruh pada saat pembuatan SKCK atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian. Sebuah surat yang akan sangat berguna ketika mencari pekerjaan. Maka, dengan bersikap baik dan tidak melanggar hukum, SKCK bisa menjadi dokumen pendukung pada saat melamar pekerjaan. Sambutan selanjutnya adalah dari kepala sekolah SMK Negeri Tengaran, Dr. Farida Fahmalatif, S.Pd, M.Pd. Beliau dengan tegas menyampaikan bahwa, tidak boleh ada satupun siswa Xsata yang terlibat maupun akan terlibat dalam aksi apapun. Sekolah tidak akan ikut bertanggungjawab apabila hal ini terjadi. Kewajiban seluruh siswa adalah belajar, selain itu juga menjaga nama baik sekolah, salah satunya adalah dengan menaati peraturan sekolah.
Aksi damai ditutup dengan konseling antara siswa dengan guru wali. Sinergi antara siswa dengan guru wali sangatlah penting untuk ikut membangun karakter siswa menjadi semakin baik. Peran besar guru wali dalam pembentukan karakter turut memperkuat komitmen siswa untuk tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang tidak bermanfaat. Guru wali juga mengarahkan siswa Xsata untuk lebih mendekatkan diri kepada yang maha kuasa agar selalu dalam lindunganNya. Segera pulih Indonesia tercinta…tunas bangsa Xsata siap menjadi penerus yang terbaik bagi negeri ini.
Ditulis oleh : Ninik Dwi Royani, S.Pd